Menggagas Koin Peduli Banjir

oleh: Andi Dwi Handoko
Banjir tidak hanya sekadar bencana, akan tetapi sudah tradisi. Hampir setiap tahun di beberapa kawasan selalu diributkan dengan kasus banjir. Banjir seakan menjadi sebuah potret ironi sosial.
Pasalnya, banjir tidak hanya murni tanda-tanda alam. Banjir ialah suatu bentuk risiko yang disebabkan oleh ulah para insan yang tak bertanggung jawab. Penggundulan hutan, penyempitan luas resapan air di hulu, dan akar-akar beton bangunan yang tak mengindahkan tata ruang kota, ialah bentuk-bentuk kecerobohan manusia. Seperti halnya di kawasan Puncak Bogor.
Banyak bangunan yang dibangun untuk kenyamanan dan investasi “orang berduit”. Villa, hotel, motel, atau bahkan restoran menggusur kehidupan vegetasi Puncak. Memang Puncak semakin ramai dikunjungi. Akan tetapi, hal itu justru menciptakan masyarakat kecil di Jakarta menelan ironi pahit lantaran banjir semakin absurd menerjang ibu kota.
Walaupun banjir sanggup menerpa siapa saja, akan tetapi masyarakat kelas menengah ke bawah selalu menjadi korban utama.
Penanganan korban banjir tentu menelan biaya yang tidak sedikit. Bagaimana sekiranya kalau penggalangan dana untuk korban banjir menggandakan cara-cara tradisional yang beberapa kali sukses dilakukan, yakni dengan penggalangan koin.
Penggunaan koin gampang menyerupai halnya menyumbang di kotak amal atau menabung di celengan. Koin merupakan representasi bentuk keikhlasan yang sederhana dan bersifat holistik lantaran rakyat kecil bahkan hingga “orang berduit” pun sanggup menyumbang koin. Ada Koin Peduli Prita dan Koin Cinta Bilqis. Koin Peduli Banjir? Kenapa tidak?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 Soal Melengkapi Pantun – Kisi-Kisi Us/M Sd/Mi

Cerita Ilustrasi Peribahasa Sambil Menyelam Minum Air

Soal Menyusun Kalimat Menjadi Paragraf Yang Padu