Mahasiswa Sekaligus Entrepreneur

 Perguruan tinggi identik dengan biaya tinggi Mahasiswa Sekaligus Entrepreneur

Oleh: Andi Dwi handoko

Perguruan tinggi identik dengan biaya tinggi. Seakan-akan problem ini menjadi sebuah problem yang sangat klise bagi sebagian masyarakat. Pemerintah yang mengubah status PTN menjadi Badan Layanan Umum (BLU) yang kemudian berujung pada Badan Hukum Pendidikan (BHP) dan Badan Hukum Milik Negara (BHMN) ditafsirkan akan memperparah komersialisasi dalam pendidikan. Anggaran pendidikan 20% pun terlihat kurang terasa kiprahnya untuk sekadar mengatur napas masyarakat yang tercekik biaya pendidikan.
Untuk mahasiswa yang kritis, kreatif dan inovatif tentunya tidak akan membisu dengan kondisi semacam ini. Membengkaknya biaya kuliah yang tak sanggup disanggah lagi akan menuntut mereka untuk mencari solusi yang sempurna dalam memecahkannya. Salah satunya yakni dengan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK). Biasanya setiap akademi tinggi, baik negeri maupun swasta menyelenggarakan aktivitas ini sesuai dengan mekanisme yang dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI).

Beberapa mahasiswa yang tergabung menjadi satu kelompok sanggup mengajukan rencana perjuangan yang akan dilaksanakan dalam sebuah proposal. Jika ternyata ajuan lolos seleksi, maka DIKTI akan memberi biaya untuk melakukan aktivitas dalam ajuan tersebut. PKMK berorientasi pada penciptaan peluang perjuangan bagi mahasiswa. Tentunya aktivitas ini dibutuhkan akan memberi laba finansial bagi mahasiswa. Selain itu aktivitas ini sanggup dijadikan semacam stimulus untuk mahasiswa dalam berkarya, berkreasi, dan berinovasi dalam unjuk kerja disamping kiprah utamanya sebagai mahasiswa yakni menuntut ilmu.

Membuka peluang kerja tidak harus menunggu lulus kuliah, akan tetapi kita sanggup memanfaatkan waktu di sela-sela kuliah untuk merintis perjuangan dan menjadi seorang entrepreneur yang sukses. Pengusaha Sukses, Bob Sadino pernah menyampaikan bahwa sekolah atau kuliah yakni racun bagi siswa atau mahasiswa. Hal ini merupakan sebuah anggapan pragmatis dari seorang pengusaha Bob Sadino yang prihatin terhadap siswa atau mahasiswa. Mereka cenderung pasif dan tidak melihat celah-celah strategis untuk merintis sebuah dunia perjuangan padahal siswa atau mahasiswa intinya sudah dibekali landasan ilmu pengetahuan.

Di lain pihak, biaya pendidikan yang semakin membuncit juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas baik sarana prasarana, tenaga pengajar dan sistem pengajarannya. Hal ini dibutuhkan biar akademi tinggi sanggup menghasilkan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi di dunia usaha. Dengan tekun dan cermat dalam merintis perjuangan melalui PKMK ini, seorang mahasiswa sanggup menjalankan kiprahnya sebagai mahasiswa sekaligus seorang entrepreneur. Seperti itu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

20 Soal Melengkapi Pantun – Kisi-Kisi Us/M Sd/Mi

Cerita Ilustrasi Peribahasa Sambil Menyelam Minum Air

Soal Menyusun Kalimat Menjadi Paragraf Yang Padu