Puisi
Pinggir Sejarah Dari pinggir sejarah kita menghitung luka-luka berkarat pada jendela nako yang mulai pecah daging-daging bacin membawa aroma cendawan purba hinggga bunga-bunga tak lagi menawarkan seutas keharuman yang dulu pernah mengikat hatiku ke hatimu kita yang pernah bercerita tentang sebuah perbedaan membakar ujung syaraf terlena pada bujukan-bujukan pemberontakan dengan mesiu-mesiu dan paham-paham yang mulai bau terurai bakteri kita yang berada di pinggir sejarah mendirikan panggung dengan sorak penggemar irama musik-musik populer menghentak-hentak hingga terlupa tak menggunakan celana dalam Solo, 04’06’09 Senyum dalam Potret Ungu Aku menyimpan potret tubuhmu dalam bingkai ungu bertuliskan abjad-abjad sejarah kusam ditelan waktu menelanjangi kenangan yaitu kesepian mengukir barisan-barisan kata di dinding kamarku berbaris puisi dalam tidur senyummu menuntunku mesra dalam ruang tanpa dimensi bergurat mantra dan lukisan bergaya absurd kau bersenandung dalam gelap membangunkanku me...